Gara-gara bikin lagu berkisah tentang pelacur bersuamikan sopir truk
bernama Soeharto, pada 1984, Iwan Fals hampir masuk penjara karena lagu
itu dianggap menghina presiden RI kala itu Soeharto. Sejak awal kiprah
Iwan sebagai musisi—yang ia awali sebagai pengamen—ia dikenal tukang
protes lewat lagu-lagunya, seperti Oemar Bakrie (1981) dan Bento (1991,
juga Wakil Rakyat. Lagu-lagunya menyuarakan kemiskinan, ketidakadilan,
dan jerit hati wong cilik.
Pria bernama asli Virgiawan Listianto lahir di Jakarta pada 3 September
1961 dan dibesarkan di lingkungan keluarga religius. Jiwa sosialnya
tumbuh sejak kecil, yang ditanamkan oleh ibunya, Lies Haryoso, dengan
mengikutkan ke berbagai kegiatan sosial.
Belajar memainkan gitar pada usianya 13 tahun, saat Iwan mulai mengamen
di Bandung bersama teman-teman SMP-nya. Pada masa remaja itu ia mulai
menyanyi di berbagai acara hajatan, kawinan atau sunatan. Lagu Iwan
sempat direkam dan diputar di Radio 8 EH namun radio ini akhirnya
dibredel.
Saat SMA di Bandung, bersama sejumlah teman, yang tergabung dalam
kelompok Amburadul, ia rekaman di Jakarta, tapi album itu kurang sukses.
Ia pun kembali mengamen dan ikut berbagai festival. Kembali rekaman di
bawah bendera perusahaan ABC Records, tapi albumnya hanya dikonsumsi
anak muda.
Akhirnya di tangan Musica Studio, nama Iwan berkibar, dengan
album-albumnya seperti Sarjana Muda, album 1910, album Mata Dewa, yang
meledak di pasaran. Walau demikian, ia masih sekali-sekali mengamen dan
baru berhenti total dari mengamen setelah anak keduanya, Anissa Cikal
Rambu Basae, lahir.
Setelah album Orang Gila (1993), Iwan, yang sempat kuliah di Lembaga
Pendidikan Kesenian Jakarta (sekarang Institut Kesenian Jakarta)
menghilang selama kurang lebih 10 tahun dari hingar bingar industri
rekaman. Dalam kurun waktu itu, Iwan bergabung dengan berbagai kelompok,
yakni Swami, Dalbo, Kantata Takwa, dan Kantata Samsara. Kolaborasinya
itu melibatkan beberapa musisi dan budayawan ternama, seperti Setiawan
Djody, Sawung Jabo, WS Rendra, dan Jocky Suryoprayogo.
Iwan juga melakukan beberapa kerjasama di luar kelompok tersebut, di
antaranya melahirkan album Anak Wayang (bersama Sawung Jabo), Terminal
dan Orang Pinggiran (bersama Franky Sahilatua), serta Mata Hati (bersama
Bobby Erres).
Pada 2002, ia dijuluki “Pahlawan Besar Asia” oleh majalah Time Asia.
Menikah dengan Rosana, Iwan ayah tiga anak, Galang Rambu Anarki
(almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.
Iwan Fals hobi olahraga Karete, pernah Juara II Karate Tingkat Nasional, sempat masuk pelatnas.
Sumber: Tokoh Indonesia.com
Session data
Tidak ada komentar:
Posting Komentar