Iwan
Fals (51), salah satu penyanyi yang berusaha konsisten terhadap apa
yang dinyanyikannya. Lirik lagu yang ditulis mencerminkan kondisi aktual
pria bernama asli Virgiawan Listanto ini.
Di album terakhir Iwan Fals yang berjudul Keseimbangan, misalnya,
Iwan lebih banyak menulis syair tentang pohon, tentang menanam, dan
tentang pentingnya pohon bagi kehidupan.
Itu pula yang jadi perhatian dan kegelisahan Iwan selama beberapa
tahun belakangan ini. Pentingnya menjaga lingkungan hidup dan gaya hidup
yang serba alami sudah lama disadarinya. Gaya hidup alami itu tecermin
dari segala aktivitasnya. Dalam menjaga kesehatan dan kebugaran,
misalnya, selain tetap berolah raga, Iwan rajin mengonsumsi ramuan segar
resep ibundanya, berupa minuman kunyit dan susu sapi.
Obat-obatan yang dikonsumsi Iwan juga lebih banyak herbal. Bahkan
untuk kebutuhan sayur-mayur, Iwan Fals tak perlu belanja ke pasar. Iwan
cukup memetiknya dari kebun di sekitar rumahnya kawasan Cimanggis,
Bogor. Bukan hanya sayuran, buah-buahan dan tanaman obat-obatan juga
banyak. Untuk buah-buahan, jenisnya lumanyan banyak. Dari mangga, jambu
air, jambu biji, rambutan, jamblang, jeruk, pepaya, dan kelapa. Hampir
setiap musim buah, Iwan juga panen buah. Sementara di kebun yang lain
yang luasnya sekitar 10 hektar, Iwan juga menanam padi, jagung, dan
palawija.
Gaya hidup Iwan yang alami ini, menurutnya, solusi dari banyak
persoalan. “Banyak persoalan hidup bangsa dan dunia itu bisa
diselesaikan dengan cara menanam pohon. Gaya hidup yang lebih pro
lingkungan hidup sedikit banyak sangat membantu kelestarian alam. Yang
pada gilirannya juga ikut memperpanjang umur bumi. Indonesia dikaruniai
tanah yang subur. Ikan yang banyak. Kata Koes Plus, Indonesia itu tanah
surga. Tongkat kayu jadi tanaman, lautannya kolam susu,” ungkap pria
kelahiran Jakarta, 3 September 1961 ini.
Dengan anugerah itu, mestinya kita bisa hidup serbakecukupan. Tapi
kenapa kemiskinan masih banyak? Kenapa penganggur masih banyak? Karena
menurutnya, Indonesia tidak mempertahankan jati diri sebagai negara yang
hidup dengan bercocok tanam. Dengan kembali menjadi nelayan, petani,
taraf hidup bisa naik. Sementara jarang yang berpikir tentang kebutuhan
oksigen. Hutan ditebang, tanah kering kerontang, mengganggu keseimbangan
alam.
Banyak keuntungan dari menanam pohon. Dengan menanam satu pohon saja,
misalnya, berarti menyiapkan kebutuhan oksigen. Belum lagi
dimanfaatkan buah, daun, dan kayunya. “Satu pohon bisa menyuplai oksigen
untuk dua orang,” tutur Iwan. Pupuk yang digunakan untuk memupuk
tanaman di sekitar rumahnya juga organik, kompos dan pupuk kandang.
(guh/adm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar